Tuhan, aku sadar, sesadar-sadarnya, aku telah salah melangkah,
menitipkan hatiku kepada seseorang yang diluar kerangka jalanMu. Mencintai
seseorang yang tidak seharusnya tercipta rasa itu untuknya. Rasa yang
seharusnya bisa ku kelola untuk menggapai cintaMu.
Tuhan, tapi aku manusia, yang kau
bekali dengan rasa cinta, dan akupun tak tahu darimana ia datang, tiba-tiba
saja ia telah bersarang dihatiku. Sebuah nama tertoreh dihatiku. Salahkah aku
mencintainya?
Cinta itu memang buta, dan
logikaku pun tumpul ketika aku mencintainya. Mataku buta, hanya menikmati rasa
yang sedemikian membuat hati kadang dilanda gelora dan juga takut, takut akan
permainan rasa, yang membuatku terjatuh dan lemah. Aku lemah ketika aku sadar
telah terperangkap mencintainya.
Tuhan, anugerahkan aku kekuatan,
jika ternyata cinta ini memang salah, jangan tenggelamkan aku dalam kubangan
lumpur cinta yang membuatku sekarat, tak mampu menolak semua rasa yang sudah
mengakar kesegala persendian dan aliran darah, tolong cabut itu dari tubuhku,
aku tak sanggup mengusirnya seorang diri.
Tuhan, tunjukkan aku jalan cinta,
yang memang sebenar-benarnya jalan yang telah kau restui untuk kulewati, bukan
jalan yang membuatku dibakar rasa cemburu yang tak menentu, bukan jalan yang
membuatku menjadi seorang yang keras hati, serta bukan jalan yang menyesatkanku
dalam rimba ganasnya nafsu.
Dan andai jalan ini adalah jalan
takdir yang harus kulalui, aku hanya percaya bahwa ini adalah fase pendewasaan
dan penguat langkahku kedepan. Mungkin memang benar apa pepatah bilang, “kita
harus dipertemukan dulu dengan seseorang yang salah, sebelum dipertemukan
seseorang yang tepat”. Atau memang dia adalah seseorang yang tepat itu?
Hanya Tuhan yang tahu, dan yang
aku tahu adalah aku telah menjadi buta ketika aku mencintainya.
0 komentar:
Posting Komentar